Laman

Selasa, 24 Mei 2011

Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang





Taman Rekreasi Pantai Kartini (TPRK) berada di desa Tasik Agung, Kecamatan Rembang... Jarak dari pusat kota Rembang ± 500 M dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum, Obyek wisata ini mempunyai nilai sejarah, Konon Pantai di obyek wisata tersebut, dipergunakan untuk upacara sedekah laut, sedangkan tujuannya agar para nelayan mendapat keselamatan dan mendapatkan hasil perolehan ikan yang banyak. Namun sekarang nelayan telah menyelenggarakan upacara tradisi itu di masing-masing desanya. 

TRPK sebetulnya sudah dikenal oleh masyarakat Rembang dan sekitarnya sejak zaman penjajahan Belanda. Pada zaman kolonial Belanda, taman itu di samping digunakan sebagai tempat rekreasi juga digunakan untuk mengawasi lalu lintas laut di sekitar perairan Rembang. Di tempat itu terdapat bangunan kuno yang diperkirakan sebagai tempat pertemuan dan pesta orang-orang Belanda.

Menurut informasi dari Dinas Pariwisata Rembang, di atap bangunan ini pernah ditemukan tulisan angka tahun pembuatan gedung tersebut, yakni tahun 1811. Seandainya hal ini benar maka kemungkinan gedung ini dibuat pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal HW Daendels (1808-1811) yang terkenal sebagai pemrakarsa pembangunan jalan Anyer - Panarukan itu. Kabupaten Rembang merupakan salah satu kota yang dilintasi jalan tersebut.

Sejak 1945, gedung ini dimanfaatkan oleh jemaat umat Kristen Protestan untuk beribadah. Namun karena semakin lama jemaatnya berkurang, gedung tersebut selanjutnya difungsikan sebagai taman bacaan dan perpustakaan pemerintah daerah. Pada akhir 2001, atap bangunan tersebut roboh. Yang tersisa hanya tiang penyangga dan temboknya.

Melihat kondisi gedung bersejarah tersebut rusak parah, Pemkab melakukan berbagai upaya agar bangunan tersebut dapat berdiri kembali. Setelah dilakukan renovasi, gedung tersebut oleh Pemkab selanjutnya akan digunakan sebagai gedung pertemuan dan pusat promosi dan pengembangan wisata kota penghasil garam ini.

Jika dilihat perkembangannya, Taman Rekreasi Pantai Kartini ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Yakni, pada 1979 di tempat wisata tersebut dibangun sarana bermain anak-anak. Selanjutnya pada 1992 diadakan penataan lagi dengan menambah fasilitas seperti gardu pandang dan pembangunan talud pantai untuk menarik minat pengunjung atau wisatawan.

Jangkar Raksasa
Salah satu daya tarik yang memikat masyarakat untuk datang ke tempat itu adalah jangkar raksasa yang oleh masyarakat dikenal sebagai jangkar Dampo Awang. Konon ceritanya, pada saat Sam Phoo Khong berlayar di laut Jawa dalam rangka ekspedisi ke Selatan, kapalnya di terjang gelombang besar hingga rusak berat. Rantai jangkar kapal itu terlepas dan terdampar di Rembang, sedangkan layarnya tertiup angin topan yang akhirnya jatuh di pantai Bonang yang sekarang terkenal sebagai batu layar.

Demi mengingat peristiwa itu selanjutnya Kabupaten Rembang mengabadikan jangkar tersebut sebagai simbol semangat bahari. Bahkan, jangkar yang dulunya berada di tengah-tengah Pantai Kartini itu pada 2003 dipindahkan ke tempat yang aman. Jangkar itu sekarang berada di monumen megah yang dilengkapi dengan pelindung kaca dan lampu yang dibangun di atas perairan tepi pantai, tepatnya 20 meter dari garis pantai.

Sekarang, Taman Rekreasi Pantai Kartini bentuknya lebih indah. Pada hari-hari libur banyak sekali pengunjung yang datang ke tempat itu. Tidak hanya warga Rembang, tetapi dari luar daerah seperti Blora, Bojonegoro, Pati, dan Jepara juga ingin melihat keindahan Pantai Kartini Rembang dari dekat.
 
Adapun di Obyek wisata Taman Rekreasi Pantai Kartini tersebut setiap setahun sekali masih dilaksanakan upacara tradisi yakni Lomban atau yang disebut dengan syawalan, dimana para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara datang pada saat acara tersebut diselenggarakan yaitu pada hari ke-5 setelah Hari Raya Idul Fitri. Biasanya kegiatan yang dilakukan oleh para wisatawan beramai-ramai bersama keluarga naik perahu menuju pulau Marongan yang konon juga bersejarah. Agar para wisatawan dapat memperoleh kenangan setelah pulang di daerah tempat tinggal masing-masing, maka setiap hari besar atau dua kali dalam satu bulan pada hari Minggu di Obyek wisata tersebut di gelar pentas seni kesenian Daerah, dan para wisatawan juga dapat menikmati makanan khas daerah Rembang yang tersedia pada saat itu Cindera mata khas Rembang yang perolehannya dari benda-benda laut dengan bentuk dan motif yang bagus juga tersedia di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar